SELAMAT DATANG DI GUDANG ILMU PENGETAHUAN

18 Maret 2014

"Bird Strike", Ancaman Klasik Dalam Keselamatan Penerbangan


   Bird Strike, biasa juga disebut bird hit atau BASH (Bird Aircraft Strike Hazard) adalah tabrakan antara hewan terbang (biasanya burung atau kelelawar) dengan kendaraan buatan manusia, khususnya pesawat terbang. Istilah tersebut juga digunakan untuk kematian burung yang disebabkan oleh bangunan buatan manusia seperti tiang listrik atau bts, menara dan kincir angin.
   Bird Strike adalah ancaman yang signifikan terhadap keselamatan penerbangan, dan menjadi salah satu penyebab beberapa kecelakaan dengan korban jiwa manusia.

Kenapa Burung Berbahaya?

     Ancaman yang paling utama pada kasus bird strike adalah pada pesawat jet. Maksud pesawat jet di sini adalah pesawat turbojet ataupun jet (ramjet, dll) pada umumnya. Tidak seperti mobil yang mesinnya tertutup rapi, pada pesawat jet, bagian depan mesin pesawat terbuka untuk menyedot udara untuk pembakaran. Benda-benda yang tidak diinginkan bisa tersedot dan merusak bagian dalam mesin pesawat. Benda-benda ini disebut FOD (Foreign Object Damage).
    Di darat, ancaman itu datang dari benda-benda yang ada di sekitar mesin jet pada waktu mesin dinyalakan. Dengan kekuatannya, bahkan mesin jet bisa menyedot manusia ataupun kendaraan ringan. Sebuah mesin turbojet General Electric CF6-80E1A2 yang terpasang pada sebuah Airbus A330 dapat menghasilkan gaya sebesar 286.7kN (64,000lb sekitar 30 ton). Kedua mesinnya bisa mendorong pesawat A330 dengan berat 233 ton untuk terbang.
     Jika ada benda yang merusak sebuah bilah turbin mesin jet, maka pecahan bilahnya bisa melesat ke bilah yang lain dan seterusnya merusak keseluruhan mesin. Pada waktu pesawat lepas landas bahaya yang mengancam sangat besar karena putaran bilah turbin ini mencapai maksimum dan pesawat masih berada pada ketinggian rendah di mana banyak terdapat burung.
 
     Sedangkan di udara, bagian depan mesin yang terbuka, menelan apa saja yang dilewati termasuk es/salju, air hujan, burung besar atau kecil. Benda/ burung yang masuk ke dalam mesin jet ini bisa merusak bilah-bilah turbin dan membuat mesin berhenti bekerja atau bahkan terbakar karena pembakaran yang terjadi tidak terbuang keluar dari belakang mesin.
     Bahkan jika FOD yang masuk mesin menjadi hancur terkena bilah mesin dan tidak merusak bilah tersebut, aliran udara yang masuk bisa terganggu dan bisa menyebabkan mesin jet menjadi stall.
Bahaya lain lagi adalah, jika burung tersebut menabrak kaca depan/windshield. Dengan momentum yang tinggi, kaca depan pesawat dapat pecah dan melukai penerbangnya seperti pada video pertama.
    Gaya impak dari tabrakan antara pesawat dengan burung bergantung pada kecepatan impak tersebut. Energi dari seekor burung seberat 5 kg yang bergerak relatif terhadap pesawat dengan kecepatan 275 km/jam kira-kira sama dengan energi 1 ton benda yang dijatuhkan dari ketinggian 3 meter.

Maksimum Tinggi Burung Terbang
    Kecelakaan karena bird strike biasanya banyak terjadi di ketinggian rendah, pada saat pesawat lepas landas atau mendarat. Menurut statistik 61% bird strike terjadi di ketinggian 100 kaki saja.Meskipun burung kecil dan tidak menimbulkan kerusakan, tapi ceceran darahnya menutupi windshield dan menghalangi pandangan ke depan.
    Di daerah subtropis, pada saat musim dingin burung-burung bermigrasi ke arah katulistiwa. Sedangkan pada saat udara mulai hangat kembali mereka kembali ke tempat semula. Kawanan burung ini kadang-kadang dalam jumlah yang sangat besar dan terbang pada ketinggian yang cukup tinggi. Banyak orang, bahkan penerbang tidak menyangka bahwa beberapa jenis burung terbang sangat tinggi. Pernah dilaporkan jenis angsa bar-headed (bar-headed goose) terbang pada ketinggian 33000 kaki atau sekitar 10 km di atas permukaan laut. Sedangkan pesawat jet komersial biasanya beroperasi pada ketinggian 31000 kaki sampai 41000 kaki.

Kerusakan yang Ditimbulkan Oleh Burung

    Kecelakaan fatal karena bird strike pertama kali dilaporkan pada tahun 1912 dimana seorang penerbang perintis Cal Rodgers bertabrakan dengan burung camar yang menyangkut di kabel kendali pesawatnya. Kemudian dia jatuh di Long Beach California dan ditemukan tenggelam di bawah pesawatnya.Kecelakaan fatal terbesar terjadi pada 4 Oktober 1960, ketika Eastern Air Lines Flight 375, sebuah Lockheed L-188 Electra terbang dari Boston melalui sekawanan burung yang merusak seluruh 4 mesinnya. Pesawat langsung crashed sesaat setelah lepas landas dengan 62 orang meninggal dari total 72 orang di pesawat.
    Dilansir Life's Little Mysteries, tabrakan dengan burung adalah fenomena yang umum. Menurut Federal Aviation Administration (FAA), pada 2011 dilaporkan 28 insiden tabrakan dengan satwa setiap harinya di AS, 97 persen melibatkan burung, sisanya dengan hewan darat di landasan. 
    Antara tahun 1988 hingga 2011, tabrakan pesawat dengan satwa membunuh lebih dari 231 orang dan merusak 220 pesawat secara global.
   Hal yang nampaknya ganjil, bagaimana seekor burung bisa menjatuhkan baja terbang yang beratnya berton-ton, seringkali dijelaskan akibat kecepatan yang luar biasa dari pesawat terbang.

Upaya Menanggulanginya:
1.         Memasang Pengeras Suara

    Untuk mengusir burung di beberapa bandar udara di luar negeri mereka memasang perangkat pengusir burung. Cara kerjanya adalah dengan pengeras suara yang menghasilkan suara pemangsa burung-burung yang ada di sekitar bandar udara. Dengan suara ini diharapkan burung-burung akan menyangka ada bahaya pemangsa di dekat mereka dan akan pergi ke tempat lain untuk menghindari pemangsanya tersebut.
    Bandar udara tanpa perangkat canggih pun melakukan pengusiran burung dengan cara konvensional, biasanya dengan menembakkan senapan dengan suara yang keras untuk menakut-nakuti burung. Padahal suara pesawatpun sudah cukup keras untuk mengusir burung. Tapi karena biasanya suara pesawat terdengar setelah pesawat lewat maka pengusiran burung harus dilakukan sebelum pesawat lewat untuk lepas landas atau mendarat.
    Di Indonesia sendiri telah dikembangkan alat untuk menanggulangi masalah bird strike, Husein Avicenna Akil dari Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi (KIM) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan alat akustik pengusir burung.
  "Prinsipnya, alat ini mengusir burung dengan suara yang sesuai sensitivitas burung," ungkap Husein di Jakarta pada saat dilantik menjadi guru besar riset bidang metrologi dan instrumentasi.

2.         Memanfaatkan Predator Alami
   Cara lain untuk mengusir burung adalah dengan burung pemangsa (falcon dll), pyrotechnics (semacam kembang api), pesawat radio-controlled, lasers, anjing dan lain-lain.
   TNO, sebuah institut penelitian di Belanda telah berhasil mengembangkan ROBIN (Radar Observation of Bird Intensity) untuk Royal Netherlands Airforce. ROBIN adalah hampir real-time monitoring system untuk memantau pergerakan burung terbang. ROBIN mengenali kumpulan burung dari radar systems yang besar. Informasi ini digunakan untuk penerbang AU Belanda sewaktu lepas landas dan mendarat. Tabrakan pesawat militer Belanda dengan burung berhasil dikurangi sampai 50 % dengan sistem ini. Sayangnya belum ada sistem yang sama yang digunakan oleh sipil.
    Bandara di luar negeri, seperti Changi di Singapura, sudah memiliki kawasan penangkaran burung di sekitar bandara. ane juga pernah beritanya tentang bandara di amerika yang khusus mempekerjakan pelatih burung predator untuk mengusir burung-burung di bandara tersebut.

3.         Lampu pendaratan di roda depan dan di sayap

    Dari sisi penerbang, pada saat terbang sewaktu lepas landas dan biasanya sampai ketinggian 10 ribu kaki, dan pada waktu akan mendarat mulai dari 10 ribu kaki, penerbang menyalakan lampu pendaratan pesawat. Selain berguna untuk melihat dan dilihat oleh penerbang dari pesawat lain, guna yang lain adalah untuk menghindari burung. Biasanya mereka akan menyingkir jika ada cahaya yang lewat. Bahkan bagi manusiapun, dari kejauhan lampu pendaratan pesawat akan terlihat pertama kali sebelum kita melihat pesawatnya secara utuh.
    Jika terbang di tempat yang banyak kawanan burungnya, penerbang akan terbang ke ketinggian 3000 kaki dengan cepat untuk menghindari burung yang biasanya ada di bawah 3000 kaki.

4.         Bahan kimia pengusir burung

    Hanya ada dua bahan kimia pengusir burung yang penggunaannya terdaftar secara legal di Amerika, yaitu methyl anthraquinone dan anthraquinone. Mthyl anthranilate adalah bahan penolak utama yang dapat langsung membuat sensasi yang sangat tidak mengenakkan bagi burung. Cara ini sukses digunakan untuk mengusir burung dari bandara pada saat lepas landas atau pendaratan pesawat. Anthraquinone adalah zat yang memiliki efek pencahar pada burung, tapi tidak terjadi secara instan sehingga membutuhkan waktu untuk mengusir burung, dan lebih kepada pengendalian populasi burung disuatu tempat.

5.         Meningkatkan kualitas material pesawat.

    Sebenarnya pada saat sertifikasi pesawat dan mesin jet, pihak pabrik pesawat juga melakukan pengujian ketahanan mesin jet pada benda-benda asing yang masuk ke mesin seperti air, salju dan bahkan burung. Kaca depan pesawat/ windshield juga dirancang untuk tahan pecah jika bertabrakan dengan burung sampai kekuatan tertentu. Pabrik mesin pesawat jet mengadakan pengujian sehingga mesin jet dapat dimatikan dengan aman pada waktu bertabrakan dengan burung seberat 1.8 kg/ 4 pon. Untuk bagian ekor pesawat dirancang untuk kuat menghadapi tabrakan dengan burung seberat 8 pon.
    Untuk mempertahankan kekuatannya, menghindari kabut, dan suhu yang rendah, windshield/ kaca depan pesawat dipanaskan pada suhu tertentu selama penerbangan. Jika pemanas kaca depan ini rusak, maka resiko pecah jika bertabrakan dengan burung akan semakin tinggi. Dengan kerusakan pemanas inii maka prosedur untuk menghindarinya biasanya adalah menurunkan kecepatan pesawat pada waktu terbang di bawah 10 ribu kaki.



Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: "Bird Strike", Ancaman Klasik Dalam Keselamatan Penerbangan
Ditulis Oleh Black Hunter
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar