Sirius (CMa / Canis
Majoris / Alpha Canis Majoris) adalah bintang paling terang di langit malam,
dengan magnitudo tampak −1.47. Bintang ini terletak di rasi Canis Major dan
merupakan sistem bintang ganda dengan komponen primer bintang deret utama kelas
A dan komponen sekunder sebuah katai putih
PENAMPAKAN
Sirius dapat dilihat hampir di
semua tempat di permukaan Bumi kecuali oleh orang-orang yang tinggal pada
lintang di atas 73,284° utara . Saat terbaik untuk dapat melihat bintang ini
adalah sekitar tanggal 1 Januari, dimana dia mencapai meridian pada tengah
malam. Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang
saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala,
bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat
berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah.
ETIMOLOGI
Nama bintang ini berasal dari
bahasa Yunani Σείριος (Seirios, yang berarti "menyala-nyala" atau
"amat panas"). Sebagai bintang paling terang di rasi "Anjing
Besar", seringkali disebut juga sebagai "Bintang Anjing ". Nama
Latin untuk bintang ini adalah Canicula ("anjing kecil") dan dalam
bahasa Arab : ﺍﻟﺸﻌﺮﻯ , aš-šyi‘rā dalam astronomi Islam, dimana nama alternatif
Al Shira diturunkan. Dengan nama aš-šyi‘rā , bintang ini disebut dalam Al-Quran
Surah An-Najm ayat 49, yang berbunyi : dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang
memiliki) bintang syi'ra . Dalam bahasa Sanskerta, bintang ini dikenal sebagai
Mrgavyadha ("pemburu rusa") atau Lubdhaka ("pemburu").
Sebagai Mrgavyadha, Sirius melambangkan Siwa. Dalam Bahasa Tionghoa bintang ini
dikenal sebagai bintang serigala langit atau (satu bintang di rasi) Serigala di
Langit. ( Bahasa Tionghoa dan Jepang: 天狼; Bahasa Korea : 천랑; Romanisasi Tionghoa:
Tiānláng; Romanisasi Jepang : Tenrō; Romanisasi Korea: Cheonlang) dalam Rumah
Jǐng (井 宿)
(rasi Tionghoa yang merupakan bagian dari rasi Gemini modern), sementara nama
dalam bahasa pasar Jepang untuk bintang ini adalah 青星
(Aoboshi, "bintang biru").
Berdasarkan perubahan
gerak dirinya, pada 1844 Friedrich Wilhelm Bessel menarik kesimpulan bahwa
Sirius kemungkinan memiliki pasangan. Hampir dua dekade kemudian, pada 1862 ,
Alvan Graham Clark menemukan pasangan redup tersebut yang kemudian dinamai
Sirius B, yang dikenal dengan panggilan sayang “Sang Anak Anjing”. Komponen
yang terlihat saat ini kadang-kadang disebut sebagai Sirius A
Astronom-astronom di Observatorium Gunung
Wilson menemukan pada 1915 bahwa Sirius B adalah sebuah katai putih. Diameter
Sirius A pertama kali diukur oleh Robert Hanbury Brown dan Richard Q. Twiss
pada 1959 di Jodrell Bank menggunakan interferometer intensitas mereka. Pada
2005 , menggunakan Hubble Space Telescope , astronom menemukan bahwa diameter
Sirius B hampir sama dengan diameter Bumi, yaitu sekitar 12.000 kilometer
dengan massa 98% Matahari .
Sirius adalah salah
satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6 parsec atau 8,6 tahun
cahaya. Tetangga terdekatnya adalah sistem bintang Procyon, pada jarak 1,61
parsec atau 5,24 tahun cahaya. Sirius A adalah sebuah bintang deret utama
dengan kelas spektrum A0 atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1 Matahari .
Pasangannya, Sirius B, adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama
menjadi katai putih. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak
sekitar 20 AU (hampir sama dengan jarak Matahari dan Uranus ) dengan periode
orbit mendekati 50 tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada
di depan Sirius A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena
alasan ini, sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.
Katai putih tipikal memiliki massa 0.5–0.6
massa matahari. Dengan massa hampir sama dengan Matahari, Sirus B adalah salah
satu katai putih termasif yang diketahui. Massa tersebut terkandung hanya dalam
volume yang sebanding dengan Bumi. Katai putih hanya terbentuk setelah bintang
melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua tahap tersebut telah dilalui
Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar 120 juta tahun yang
lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa matahari dengan kelas
spektrum B7V ketika berada di deret utama.
Ketika berada pada tahap raksasa merah, Sirius
B boleh jadi memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi sebab
kelimpahan logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas dikatakan
normal jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari). Sirius A diperkirakan
akan kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dalam satu miliar tahun lagi.
Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum akhirnya akan menjadi
katai putih juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar